oleh
M. Taupik Rahman, S.Pd.I
Al Jam’iyatul
Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir pada 30 November 1930 dan
bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan, Sumatera Utara. Al Jam’iyatul
Washliyah yang lebih dikenal dengan sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia
masih dalam penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para
pendiri Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda.
Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan dijebloskan ke
penjara.
Tujuan utama
untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu adalah untuk mempersatukan
umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan. Perpecahan dan perbedaan
tersebut merupakan salah satu strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia.
Oleh karena itu, Organisasi Al Washliyah
turut pula meraih kemerdekaan Indonesia
dengan menggalang persatuan umat di Indonesia.
Penjajah Belanda
yang menguasai bumi Indonesia
terus berupaya agar bangsa Indonesia
tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu domba rakyat. Segala cara
dilakukan penjajah agar rakyat berpecah belah. Karena bila rakyat Indonesia
bersatu maka dikhawatirkan bisa melawan pejajah Belanda.
Upaya memecah
belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-sendi agama Islam. Umat Islam kala
itu dapat dipecah belah lantaran perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan
cabang dari agama (furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam
terbagi menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin
tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.
Dengan terjadinya perselisihan di kalangan umat Islam di Sumatera Utara
khususnya kota Medan, para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah
Tapanuli Medan berupaya untuk mempersatukan kembali umat yang terpecah belah
itu. Upaya untuk mempersatukan umat Islam terus dilakukan dan akhirnya
terbentuklah organisasi Al Jam’iyatul Washliyah yang artinya Perkumpulan yang
menghubungkan. Maksudnya adalah menghubungkan manusia dengan Allah Swt. dan menghubungkan
manusia dengan manusia (sesama umat Islam).
PENDIRIAN AL
WASHLIYAH
Perselisihan
faham antara kaum tua dengan kaum muda tentang masalah ibadah. membuat kaum
pelajar yang menimba ilmu di madrasah Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan resah. Para siswa tersebut memiliki perkumpulan pelajar yang
bernama Debating Club (Perkumpulan Debat/diskusi). Dalam diskusi-diskusi rutin
di perkumpulan itu sering dibahas tentang masalah-masalah yang tengah terjadi
pada umat Islam dan salah satunya mengenai perbedaan pendapat di tubuh umat
Islam.
Diskusi mencapai puncaknya pada bulan Oktober 1930.
Di awal bulan itu diadakan pertemuan di kediaman Yusuf Ahmad Lubis, di Jl.
Glugur kota Medan. Pada pertemuan yang dipimpin Abdurrahman Syihab dihadiri
oleh Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, M. Isa dan beberapa pelajar lainnya. Dalam
pertemuan itu disepakati untuk memperbesar perkumpulan pelajar yang mereka
miliki yaitu Debating Club. Untuk menindaklanjuti hasil rapat di tempat Yusuf
Ahmad lubis, selanjutnya diadakan pula pertemuan kedua di rumah Abdurrahman
Syihab di Petisah, kota Medan yang dihadiri
oleh Ismail Banda, Yusuf Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M.
Isa. Disepakati dalam pertemuan itu untuk mengundang alim ulama, tuan-tuan guru
dan para pelajar lainnya pada pertemuan yang lebih besar yang direncanakan pada
26 Oktober 1930 di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan.
Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih
besar berlangsung di MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-guru,
pelajar dan pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya. Setelah melakukan
pembicaraan yang cukup panjang dan mendalam, maka seluruh peserta yang hadir
kala itu sepakat membentuk sebuah perkumpulan yang bertujuan memajukan, mementingkan dan menambah
tersyiarnya agama Islam.
Pertemuan di MIT
Medan itu dipimpin oleh Ismail Banda sebagai orang yang tertua ketika itu, dan
di forum tersebut disampaikan pula penjelasan mengenai bentuk organisasi yang
hendak didirikan nantinya. Penjelasan mengenai bentuk organisasi disampaikan
antara lain oleh Ismail Banda, M. Arsyad Thalib Lubis dan H. Syamsudin.
MEMBERI NAMA
ORGANISASI
Setelah diambil
kesepakatan untuk membentuk sebuah perkumpulan dan mendengarkan penjelasan
tentang bentuk organisasi yang hendak dibentuk itu, maka atas persetujuan
peserta yang hadir, dimintakan kepada salah seorang guru di Maktab Islamiyah
Tapanuli (MIT) Medan yaitu Syech H. Muhammad Yunus (seorang ulama yang
dihormati) untuk memberikan nama yang cocok bagi perkumpulan yang akan
dibentuk. Upaya meminta kepada seorang ulama untuk memberikan nama dianggap
sebagai sikap sopan santun atau akhlak yang baik seorang murid kepada gurunya.
Syech H. Muhammad
Yunus yang didatangi oleh murid-muridnya tidak serta merta menjawab keinginan
itu. Terlebih dahulu ia melakukan sholat dua rakaat dan berdo’a kepada Allah
Swt. Setelah itu ia mendatangi para muridnya dan mengatakan, ”Menurut saya kita
namakan saja perkumpulan itu dengan ‘Al
Jam’iyatul Washliyah’.” Nama tersebut kedengarannya indah dan terasa agak
asing di telingan para muridnya, dan belum pernah terdengar sebelumnya atau
yang hampir sama dengan itu. Seketika itu semua yang mendengarkannya sejutu,
dengan nama Al Jam’iyatul Washliyah. Arti Al Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan yang memperhubungkan’.
- Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti Perkumpulan atau perhimpunan.
- Al Washliyah atau Washolah artinya menghubungkan.
Sehingga arti
dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah Perkumpulan atau Perhimpunan yang
Menghubungkan.
Yaitu
mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt sebagai penciptanya.
Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan manusia lainnya agar bersatu dan
menghubungkan manusia dengan alam sekitarnya. Hal ini sesuai dengan makna
Hablun-minallah wa hablun minannaas (Hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan sesama manusia).
PERESMIAN AL
WASHLIYAH
Pada tanggal 30
November 1930 bertempat di Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan
yang terletak di Jl. Hindun kota Medan diadakan kembali pertemuan lebih besar yang mendapat
perhatian sangat luas dari masyarakat sekitar kota
Medan.
Dalam rapat itu
disepakati tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta
kepengurusan pertama Al Washliyah. Sejak saat itu resmilah Organisasi Al Washliyah berdiri.
Ketua Al Washliyah yang pertama diserahkan kepada Ismail Banda lantaran usianya
lebih tua dari anggota yang lain. Adapun susunan pengurus Al Washliyah yang
pertama terdiri dari:
Penasehat : Syech H. Muhammad
Yunus
Ketua I : Ismail Banda
Ketua II : Abdurrahman
Syihab
Penulis I : M. Arsyad
Thalib Lubis
Penulis II : Adnan Nur
Bendahari : M Ya’cub
Pembantu-pembantu : Syamsudin
Yusuf Ahmad Lubis
A. Malik
A. Aziz Effendy
Namun Pada awal bulan Juli 1931 susunan pengurus Al Jam’iyatul Washliyah
terjadi pertukaran. Hal ini lantaran M. Arsyad Th Lubis sebagai Penulis I harus
berangkat ke Meulaboh, Aceh memenuhi panggilan kaum muslimin untuk menjadi guru
agama. Adapun perubahan susunan pengurus tersebut adalah:
Penasehat : Syech H. Hassan
Ma’sum
Syech H. Muhammad Yunus
Ketua I : Kadhi H.
Ilyas
Ketua II :
Ismail Banda
Penulis I :
H. Mahmud Kadli Sei Kerah
Penulis II :
Adnan Nur
Bendahari :
H.M Ya’cub
Pembantu-pembantu :
Abdurrahman Syihab, Abdul Wahab
Pada akhir tahun 1931 kembali terjadi pergantian pengurus. Kali ini
beberapa orang yang lebih muda masuk dalam susunan kepengurusan, yaitu:
Ketua I :
Abdurrahman Syihab
Ketua II :
Kadhi H. Ilyas
Sekretaris/bendahari : Adnan
Nur
Pembantu-pembantu : Ismail
Banda, Usman Deli, O.K. Abdul Aziz,
Baharudin Ali
Susunan pengurus ini pun tidak bertahan lama. Karena Ismail Banda hendak
menunaikan ibadah haji sekaligus melanjutkan pendidikannya di Mekkah dan Adnan
Nur ingin aktif di Partai Gerakan Indonesia (Gerindo), maka pada 30 Juni 1932
dilakukan lagi pertukaran pengurus untuk yang ke empat kalinya.
Penasehat :
Syech H. Hassan Ma’sum
Syech H. Muhammad Yunus
Syech Kadhi H. Ilyas
Ketua I :
T. H. M. Anwar
Ketua II :
Abdurrahman Syihab
Penulis I :
Udin Syamsuddin
Penulis II :
Yusuf Ahmad Lubis
Bendahari :
Suhailuddin
Pembantu-pembantu : Baharudin
Ali, M. Saad, Abdul Wahab, M. Arsyad Thalib Lubis
PARA PENDIRI AL WASHLIYAH
Dalam sejarah perjuangan Islam di Sumatera Utara saat menjelang
kemerdekaan, para pendiri Al Washliyah adalah orang-orang yang sangat menonjol
dalam memperjuangkan Islam, baik dalam bidang pendidikan, dakwah, amal sosial
maupun dalam bidang politik. Mereka dikenal sebagai orang yang pekerja keras,
soleh, memiliki pengetahuan keislaman secara mendalam, memiliki keikhlasan dan
semangat juang yang tinggi serta rela berkorban dengan jiwa dan hartanya demi
agama Islam.
Para pendiri Al Washliyah terdiri dari para pelajar yang berusia sekitar
20-26 tahun. Meski masih berusia muda, para pendiri itu memiliki kharisma yang
tinggi di lingkungannya. Diusiannya yang relatif muda, mereka telah bersepakat
untuk mendirikan organisasi yang menjadi jembatan antara paham kaum tua dengan
paham kaum muda. Adapun yang termasuk sebagai pendiri Al Jam’iyatul Washliyah
adalah :
- Ismail Banda
- Abdurrahman Syihab
- Muhammad Arsyad Thalib Lubis
- Adnan Nur Lubis
- Syamsudin
- Yusuf Ahmad Lubis
Tiga Serangkai Pendiri Al Jam’iyatul Washliyah
|
|
||||||
|
|||||||
Mereka ini rata-rata adalah para pelajar yang menimba ilmu di Maktab Islamiyah
Tapanuli (MIT) Medan. Usia mereka ketika itu masih sangat belia. Namun memiliki
cara pandang yang jauh ke depan (Bashirah).
Para pelajar MIT
Medan ini memiliki sebuah perkumpulan kecil yang dinamai dengan Debating Club (kelompok diskusi). Debating Club ini dipimpin oleh seorang
pelajar yang sangat cerdas yaitu Abdurrahman Syihab. Dalam kelompok kecil ini
sering dibicarakan dan didiskusikan permasalahan yang sedang hangat di
masyarakat terutama mengenai permasalahan agama. Debating Club ini terus aktif melakukan diskusi-diskusi sehingga
semakin hari semakin luas yang terlibat dalam diskusi. Dan bermula dari diskusi
kecil itu maka lahir sebuah ide untuk mendirikan perkumpulan yang sangat besar.
Dan akhirnya lahirlah organisasi Al Washliyah.
MAKTAB ISLAMIYAH
TAPANULI (MIT) MEDAN
Maktab Islamiyah
Tapanuli (MIT) Medan,
Sumatera Utara merupakan sebuah madrasah kecil saksi bisu lahirnya Al
Washliyah. Madrasah ini tidak bisa dipisahkan dari sejarah berdirinya Al
Washliyah. Karena di tempat inilah Al Washliyah pertama kali diresmikan yang
dibidani oleh para pelajar sekolah tersebut.
Pada tahun
1930-an, MIT Medan merupakan satu-satunya sekolah Islam yang ada di kota Medan, maka tidak
heran jika madrasah ini mendapat perhatian yang cukup besar dari para penuntut
ilmu sekitar kota Medan,
bahkan dari pelosok Indonesia
dan Malaysia.
Madrasah MIT
Medan terletak jauh dari pusat keramaian dan hiruk pikuk kota
Medan, Madrasah
ini tepat berada di pinggir sungai Deli. Sungai Deli merupakan sungai yang
membelah kota Medan. Madrasah sederhana ini dikelilingi
oleh pepohonan yang hijau dan cukup sejuk serta jauh dari hiruk pikuk atau
kebisingan suara kendaraan atau yang lainnya. Dengan kondisi tersebut maka para
pelajar sangat nyaman dalam menimba ilmu di maktab itu.
Para guru yang mengajar di maktab tersebur diantaranya adalah:
- Syech H. Ja’far Hassan
- Syech H. Muhammad Yunus
- Syech H. Yahya
LAMBANG AL
WASHLIYAH
Lambang organisasi Al Washliyah adalah bulan sabit
berbintang lima, di dalam perisai berpucuk lima, bertuliskan الجمعية
الوصلية (aksara Arab/Sulus) berwarna putih dan dasar hijau.
Perisai Berpucuk Lima
Bulan Sabit
Bintang Lima
Dasar Hijau
Tulisan ‘Al Jam’iyatul Washliyah’ dengan aksara
Arab
ARTI LAMBANG AL WASHLIYAH
- Bulan Terbit
Artinya:
Mengisyaratkan
bulan purnama raya yang lagi memancarkan cahayanya di alam dunia ini, yaitu
peringatan kepada sekalian alam bahwa agama Islam akan berkembang meratai
seluruh penjuru alam.
“Dialah
Allah yang telah menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya.” (Al Qur’an)
- Lima Bintang Bersatu
Artinya:
Sebagai
sinar yang merupakan sendi kebenaran agama Islam dengan rukun Islam yang lima. Terutama sekali
sembahyang lima
waktu, sebagai fondasi yang kokoh menyinari rohani dan jasmani untuk menunaikan
perintah Ilahi guna mencapai kemuliaan di dunia dan di akhirat.
“Dan akan beberapa tanda, dan dengan bintang
itu mereka mendapat petunjuk.” (Al Qur’an)
- Warna Putih
Artinya:
Keimanan
orang yang mukmin itu sebagai cahaya bulan yang baru terbit. Warna sinarnya
memancarkan cahaya terang benderang. Apabila cahaya tersebut timbul dengan
pancarannya meskipun hujan dan awan serta angin badai yang keras, cahaya itu
tidak akan lenyap. Ia akan tetap bersinar hingga sampai saat yang penghabisan.
- Dasar yang Berwarna Hijau
Artinya:
Setiap
orang mukmin itu wajib suci hati, rohani, jasmani serta budi pekertinya. Dan
lemah lembut dalam mencapai kemuliaan dan perdamaian yang kekal di muka bumi
ini.
“Adakah
tidak engkau lihat sesungguhnya Allah telah menurunkan dari langit akan air,
maka jadilah bumi hijau. Sesungguhnya Allah amat pengasih lagi amat mengetahui
(mengkabarkan).” (Al Qur’an)
- Cahaya Bulan dan Bintang
Artinya:
Agama
Islam dan kaum muslimin sebagai pedoman petunjuk keselamatan di daerah dan
dilautan dengan jalan lemah lembut. Cahaya dimanapun tidak dapat dilindungi dan
ditutupi apa pun juga. Ibarat air, ia akan berjalan
meratai bumi, lambat laun ia akan meratai bumi seluruhnya.
“Dan Dialah Allah yang telah menjadikan bagi kamu
akan beberapa bintang supaya kamu dapat petunjuk dalam kegelapan di darat dan
di laut. Sesungguhnya Kami nyatakan beberapa tanda bagi kaum yang mengerti.”
(Al Qur’an)
LAGU MARS AL WASHLIYAH
Mars Al Washliyah
Ciptaan: H. Umar
Ya’cub Nasution
Al Washliyah,
Washliyah, Washliyah perhimpunan kami …… 2x
Perhimpunan
menuju untuk berbakti
Hidup sentosa
rukun damai berbakti pada Ilahi
Hiduplah
Washliyah, hidupnya berjasa ………. 2x
Anggotanya stia,
menurut ajaran Allah yang mulia
Bersatulah kita wahai saudara-saudara sekalian
Mari bersatu, ya.. ikhwan
Ya.. ya… ikhwan, ya… banil authan
Bersatulah kita untuk mencapai kemuliaan
Bersatulah ya ikhwan, buangkanlah pertikaian
Junjung tinggi amar Tuhan
Hiduplah Washliyah zaman ber..zaaa..maan (mrl)
TINGKAT PIMPINAN ORGANISASI AL WASHLIYAH
Tingkat pimpinan dalam struktur organisasi Al Washliyah adalah sebagai
berikut:
- Pengurus Besar Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PB Al Washliyah untuk tingkat pusat dan berkedudukan di Ibukota Negara.
- Pimpinan Wilayah Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PW Al Washliyah untuk tingkat Provinsi dan berkedudukan di Ibukota Provinsi.
- Pimpinan Daerah Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PD Al Washliyah untuk tingkat Kabupaten /Kota dan berkedudukan di Kabupaten/Kota.
- Pimpinan Cabang Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PC Al Washliyah untuk tingkat Kecamatan dan berkedudukan di Kecamatan.
- Pimpinan Ranting Al Jam’iyatul Washliyah atau di singkat PR Al Washliyah untuk tingkat Desa/Kelurahan dan berkedudukan di Desa/Kelurahan.
BAGAN PIMPINAN ORGANISASI AL WASHLIYAH
Selain struktur vertikal (garis lurus ke bawah dan ke atas), Al Washliyah
pun memiliki struktur horizontal (garis lurus ke samping/sejajar).
- Dewan Fatwa PB Al Washliyah
Tugasnya
memberikan fatwa sebagai pedoman penyelesaian persoalan-persoalan organisasi
dalam bidang hukum dan keorganisasian.
- Dewan Penasehat dan Pertimbangan PB Al Washliyah
Tugasnya
memberikan nasihat dan pertimbangan dalam upaya pembinaan dan pengembangan
organisasi guna mencapai tujuan organisasi.
- Majelis-majelis
Berfungsi
sebagai badan pembantu pimpinan sesuai dengan tingkat dan bidangnya
masing-masing. Ada
pun majelis-majelis yang ada di dalam Al Washliyah adalah:
- Majelis Pendidikan dan Kebudayaan (MPK)
- Majelis Dakwah
- Majelis Amal Sosial (MAS)
- Majelis Kader dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
- Majelis Pembina dan Pengembangan Ekonomi
- Mejelis Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM)
ORGANISASI BAGIAN
AL WASHLIYAH
Al Washliyah
merupakan organisasi induk yang memiliki beberapa organisasi otonom atau
disebut dengan organisasi bagian dari Al Washliyah. Organisasi bagian ini di
bawah pengawasan dan bimbingan Pimpinan Al Washliyah setingkat serta seazas dan
setujuan dengan Al Washliyah.
Saat ini Al
Washliyah memiliki tujuh Organisasi Bagian yang masih eksis. Organisasi bagian
ini dibagi menurut bidang garapannya masing-masing sehingga tidak terjadi
tumpang tindih program. Adapun ketujuh organisasi bagian terdiri dari:
1. Organisasi untuk
kaum Wanita atau Ibu-ibu dengan nama Muslimat
Al Washliyah.
2.
Organisasi Pemuda dengan nama Gerakan Pemuda Al Washliyah di singkat GPA.
3. Organisasi Puteri
dengan nama Angkatan Puteri Al Washliyah
di singkat APA.
4. Organisasi
Pelajar/Remaja dengan nama Ikatan
Putera-Puteri Al Washliyah di singkat IPA.
5. Organisasi
Mahasiswa dengan nama Himpunan Mahasiswa
Al Washliyah di singkat HIMMAH.
6.
Organisasi Sarjana dengan nama
Ikatan Sarjana Al Washliyah di
singkat ISARAH.
7.
Organisasi Guru dengan nama Ikatan Guru Al Washliyah di singkat IGA.
Masing-masing organisasi bagian itu mempunyai pimpinan pusat sebagai
tingkatan pimpinan tertinggi dan sampai pimpinan ranting sebagai tingkatan
terendah. Di dalam Muktamar Al Washliyah, seluruh organ bagian itu turut serta
mengadakan muktamar pula. Namun untuk internal, masing-masing mengadakan
Muyawarah sendiri.
BAI’AH AL WASHLIYAH
بسم الله الرحمن الرحيم
اشهدان لآاله الآاللّه واشهدان محمدرسولاللّه
Artinya:
Dengan Nama Allah yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang
Aku bersaksi sesungguhnya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi
sesungguhnya Nabi Muhammad utusan Allah
Aku ridho Allah Tuhanku dan Islam sebagai agamaku dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasulku dan kaum muslimin dan kaum muslimat sebagai saudaraku.
Saya Berjanji:
1.
Melaksanakan syariat Islam dan
ajaran Islam secara istiqomah.
2.
Melaksanakan amanah Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Al Jam’iyatul Washliyah serta keputusan
Muktamar dan peraturan-peraturan organisasi yang ada.
3.
Memelihara harkat dan martabat
serta kehormatan dan independensi Al Jam’iyatul Washliyah.
4.
Memelihara keutuhan kerjasama
dalam memimpin dan melaksanakan segala aktifitas dan amal usaha organisasi Al
Jam’iyatul Washliyah.
STRUKTUR ORGANISASI AL JAM'IYATUL WASHLIYAH
|
||||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Pengurus Besar Al Washliyah
|
|
Berkedudukan di Ibukota Negara
|
||
|
||||
|
|
|
|
|
Pimpinan Wilayah Al Washliyah
|
|
Berkedudukan di Ibukota Propinsi
|
||
|
||||
|
|
|
|
|
Pimpinan Daerah Al Washliyah
|
|
Berkedudukan di Ibukota Kabupaten/Kota
|
||
|
||||
|
|
|
|
|
Pimpinan Cabang Al Washliyah
|
|
Berkedudukan di Kecamatan
|
||
|
||||
|
|
|
|
|
Pimpinan Ranting Al Washliyah
|
|
Berkedudukan di Kelurahan/Desa
|
||
|
BAGAN PENGURUS BESAR AL WASHLIYAH
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
Dewan Fatwa Al Washliyah
|
|
|
Dewan Penasehat dan Pertimbangan
|
|
|
||
|
|
|
|
|
Pengurus Besar
|
|
|
|
|
||
|
|
|
|
Majelis Pendidikan &
Kebudayaan
|
|
|
Majelis Dakwah
|
|
|
||
|
|
|
|
Majelis Kader & Pengembangan
SDM
|
|
|
Majelis Pembinaan & Pengembangan
Ekonomi
|
|
|
||
|
|
|
|
Majelis Amal Sosial
|
|
|
Majelis Pengembangan dan
Penelitian
|
|
|
||
|
|
|
|
|
Majelis Bantuan Hukum
|
|
|
|
dan HAM
|
|
|
|
|
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar