Sejarah
Berdirinya HMI di Barabai
Hidupnya Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI) di kota Barabai dimulai dari berdirinya kampus UNISKA (Universitas Islam
kalimantan) sekitar tahun 1961. Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) lahir
atas gagasan para tokoh-tokoh agama dan tuntutan masyarakat Kalimantan akan
adanya perguruan tinggi yang bernafaskan Islam dan melahirkan intelektual
muslim.
Berdirinya
UNISKA, diawali dengan Pendirian UNISAN (Universitas Islam Antasari) pada tahun
1961 atas ide almarhum K.H. Zafri Zamzam. UNISKA sejak berdirinya telah
mempunyai 3 Fakultas yang letaknya berbeda-beda daerah. Fakultas Syari’ah di
kota Banjarmasin (sekarang menjadi IAIN Antasari Banjarmasin), Fakultas
Tarbiyah di Kota Barabai (sekarang menjadi STAI Al-Washliyah Barabai), dan
Fakultas Ushuluddin Da’wah di Amuntai (sekarang STAI Rakha’ Amuntai). Melalui
fakultas Tarbiyah di Barabai inilah HMI mulai dibentuk atas rekomendasi dari
pengurus BADKO (Badan Koordinasi) HMI Kalimantan pada Kongres HMI ke-11 yang
pada waktu itu terpilih menjadi Pengurus PB (Pengurus Besar) HMI se-Indonesia
adalah DR.Sulastomo dan Mar’ie Muhammad
masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum periode tahun 1963-1966.
Sejak tahun 1963 inilah HMI di Barabai resmi
menjadi cabang penuh yang bersekretariat di Aula Panti Asuhan (samping kampus
STAI Al-washliyah Barabai sekarang) dengan susunan kepengurusan sebagai
berikut:
A. Periode Pertama (1963-1965)
1. Ketua Umum : Rasiman Su’ud
2. Wakil : Idham Husri
3. Sekretaris : Mawardi Tarmum
4. Bendahara : Norsehan Daud
5. Anggota : Kaspul Anwar, Ja’far Sirri,
Ideris, H. Aisyah, Ajizah, dan Norjannah
B. Peride ke-2 (1965-1967)
1. Ketua Umum : Mawardi Tarmum
2. Sekretaris : Jaini Sukri
3. Bendahara : Norsehan Daud
Tanggal 1 Oktober 1965 merupakan tugu pemisah
antara Orde Lama dengan Orde Baru. Dimulai dengan pemberontakan yang diakhiri
dengan pembubaran PKI, HMI bangkit sebagai pelopor Orde Baru dan Angkatan 66
yang menginginkan terciptanya suatu tatanan baru yang melaksanakan pancasila
dan UUD 1945 secara konsekuen. Kepeloporan HMI itu antara lain dengan surat
keputusan PB HMI yang disampaikan oleh Eky Syahruddin dan Darmin. P Siregar
dimarkas Kodam Jaya. Adapun 4 pernyataan sikap HMI yakni pertama, arsitek dan dalang Gestapu adalah PKI.
Kedua, karena G 30 S/PKI bersifat
politis, maka hendaknya dikerahkan kekuatan untuk menumpasnya yang dipimpin
oleh partai NU, Ketiga, HMI mendesak
agar PKI dibubarkan, keempat, HMI
akan memberikan bantuan kepada pemerintah dan ABRI didalam menumpas PKI dan
antek-anteknya. Surat pernyataan ini resmi bernomor : 2125/B/Sek/1965
tanggal 4 Oktober 1965 ditanda tangani oleh DR. Sulastomo dan Mar’ie Muhammad
masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Besar HMI pada
masa itu. Dan atas inisiatif aktivis HMI kala itu Mar’ei Muhammad, memprakarsai
mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1965
yang kemudian disahkan oleh menteri PTIP Prof. Dr. Syarif Thayeb dengan tugas
pertama, mengamankan Pancasila. Kedua, memperkuat bantuan kepada ABRI dalam menumpas
Gestapu/PKI sampai keakar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa rapat
umum, dilaksanakan tanggal 3 Novembrer 1965, dihalaman Fakultas Kedokteran UI
Salemba Jakarta dimana barisan HMI menunjukkan Superioritasnya dengan massa
yang terbesar. Langkah ini sangat strategis untuk membekukan kekuatan PKI.
Melihat kondisi perpolitikan di kota Barabai yang
juga hampir dikuasai oleh PKI ketika pemerintahan Bupati HST yaitu H. Abdul
Gani (1963-1968) dan Gubernur Kalimantan Selatan yaitu Bapak Aberani Sulaiman
(1963-1968), maka para aktivis HMI
Cabang Barabai yang sebelumnya menjadi incaran penembakan oleh PKI juga tak
ambil diam, dengan diprakarsai oleh Bapak Mawardi Tarmum bersama-sama dengan
para pelajar dan pemuda se-kabupaten HST pada tanggal 4 oktober 1965 membentuk organisasi
kelaskaran yaitu KAPPAK (Kesatuan Aksi Pelajar dan Pemuda Anti Komunis) yang
akan senantiasa membantu TNI menumpas PKI di Hulu Sungai Tengah. Berkat
kerjasama dengan aktivis HMI inilah akhirnya TNI bisa memberantas, mengepung,
dan menembak mati para tokoh PKI di Barabai pada saat itu.
C. Periode ke-3 (1967-1969)
1. Ketua Umum : Sahibul Basri
2. Sekretaris : Abdullah Siam Kari
3. Bendahara : Soraya B.A
4. Anggota : H. Ahmad Kusasi, Ustman, H.
Rizani
Dari masa ke masa HMI Cabang Barabai selalu
berkiprah eksis melakukan pengkaderan di kampus dan aktif mengkritisi Isu-isu
pemerintahan khususnya di Kabupaen HST serta melakukan kegiatan-kegiatan yang
mempunyai dampak positif baik di masyarakat, pelajar, maupun dikalangan
mahasiswa itu sendiri.
Sampai
sekarang tahun 2012 ini HMI Cabang Barabai sudah mempunyai 5 Komisariat yaitu Komisariat
Tarbiyah di STAI Al-washliyah Barabai dengan ketua umum SARBAINI, Komisariat
Da’wah juga di STAI Al-Washliyah Barabai dengan ketua umumnya HARIADI,
komisariat STKIP Barabai di STKIP PGRI Banjarmasin kelas Barabai dengan ketua
umum SUHARTINI, Komisariat UVAYA di Batu Benawa dengan Ketua Umum ADI RAHMAN,
dan Komisariat AKPER Murakat di Akademi Perawat Murakata dengan Ketua umum
MUHAMMAD ILHAM. Sedangkan yang menjabat sebagai Ketua Umum HMI Cabang Barabai
adalah M. TAUPIK RAHMAN, S.Pd.I (2011-2012) dan Ketua KOHATI Cabang Barabai
adalah AULIYANA (2011-2012).
Billahitaufiq wal hidayah.
Sekretariat HMI, pukul 23.02 wita, 28 Juni 2012
Writter : M. Taupik Rahman (Ketua Umum HMI Cabang Barabai periode
2011-2012)
Eya...tinggal menambah lebih banyak Komisariat untuk HmI cabang Barabai???
BalasHapusYAKUSA
Semoga HMI cabang Barabai bisa kembali exis, memberikan kontribusi dan pengaruh terhadap pembangunan daerah ke arah yang lebih baik.
BalasHapusYAKUSA