Rabu, 27 Juni 2012

HMI DAN TANTANGAN GLOBAL


HMI dan tantangan Global
salim ( ketum Komisariat Tarbiyah 2011 )
HMI merupakan Organisasi Kader yang berdiri sejak 05 Februari 1947. pendirinya adalah Lafran Pane seorang pemuda yang sederhana di UI Yogyakarta. Latar belakang berdirinya adalah melihat kondisi Bangsa dan Ummat. Kondisi bangsa saat itu masih dalam trauma dan mendapat goncangan pasca kemerdekaan, sehingga dibutuhkan perjuangan kembali untuk mempertahankan kemerdekaan. Kondisi keummatan pada masa itu, Ummat Islam masih sangat lemah dalam pemahaman agama secara kontekstual, sehingga dalam aplikasi kehidupan mereka lemah dalam segala bidang. Dengan kondisi yang demikian, tergerak hati seorang Lafran Pane untuk mendirikan sebuah Organisasi ( wadah ) untuk menjawab tantnagan yang terjadi pada masa itu.
Saat ini, HMI berusia 63 tahun. Sejak berdirinya hingga sat ini memiliki tantangan dan hambatan yang berbeda untuk melakukan perubahan. Mungkinkah HMI masih relevan sebagai wadah untuk melakukan perubahan menjadi insan paripurna?? Pertanyaan tersebut perlulah mendapat perhatian khusus dari segenap aktivis HMI untuk mempola perkaderan agar tercapainya tujuan insan paripurna sebagaimana terdapat dalam AD pasal 4 tujuan HMI “ Terbinanya Insan Akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai oleh Allah SWT”.
Kondisi saat ini adalah sangat berbeda dengan kondisi masa lalu. Perjuangan HMI akan memiliki tantangan yang lebih berat untuk melakukan perjuangan. Frem berfikir masyarakat dan Mahasiswa pada umumnya sudah terkontaminasi oleh berbagai pemikiran dan faham-faham dari luar yang liar. Selain itu sikap hedonis, apatis dan opportunis yang menjadi tantangan HMI kedepan. Selain itu, diperparah dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat tanpa diimbangi dengan pengetahuan dan aqidah yang kuat. Sehingga kemajuan tersebut menjadi bumerang bagi Ummat dan bangsa. Dengan demikian, perjuangan HMI dihadapkan dengan tantangan yang kompleks, yakni dari segi pemikiran dan dunia IT untuk mengembalikan kepada jalur dan fungsinya yang sesuai untuk kesejahteraan bersama. Dengan hal itu, tidak ada lagi yang menyalahgunakan pesatnya kemajuan teknologi dan menumbuhkan kembali moral bangsa yang telah tercemar oleh perbuatan yang tidak di inginkan.
Pertanyaan yang timbul adalah tindakan seperti apa yang kongkrit yang harus dilakukan oleh kader HMI untuk menjawab tantangan global tersebut?? Jawabanya adalah dengan mempersiapkan kader yang memiliki kemampuan di segala bidang serta memperkuat tauhid untuk membentengi perjuangan kedepan. Tidak sedikit apabila hanya mempuni dalam IPTEK namun tidak dibarengi dengan tauhid yang benar akan mengakibatkan kepincangan dan penyelewengan yang terjadi. Namun, apabila IPTEK dan IMTAQ sejalan dan seimbang akan menghasilkan sebuah kemaslahatan bersama. Hal ini yang menjadi harapan dan tujuan bersama terutama HMI. Namun apabila itu tidak bias dilakukan, apakah HMI masih layak untuk dipertahankan?? Apabila kader dan anggota HMI sudah tidak lagi memiliki ghirah atau ruh ke-HMI-an?? Saat ini kader HMI banyak yang tidak faham dengan mengapa HMI lahir dan untuk apa HMI lahir?? Apa konsekwensi ketika kita memilih HMI sebagai wadah kita berjuang?? Dengan memahami hal tersebut maka arah pergerakan kader HMI akan jelas.
Apaun persoalan kader HMI sekarang tidak terlepas dari pergolakan zaman yang begitu pesat. Penjajahan saat ini bukan angkat senjata maupun kontak fisik secara langsung, namun penjajahansaat ini adalah penjajahan dari dalam atau sering disebut pola fikir maupun pemikiran. Pemikiran yang banyak masuk dalam dunia Islam membuat banyak kebimbangan dan keraguan terhadap Islam itu sendiri, sehingga terjadi pendangkalan aqidah dimana-mana. Selain itu, penjajahan dari mode, IT dan lain sebagainya juga semakin merebak. Inilah realita keidupan saat ini. Bagai mana kader HMI menghadapinya dan untuk menjawab semua tantangan tersebut?? Tentu bukanlah perkara yang mudah. Dengan segenap pengetahuan yang minim dan pemahaman yang dangkal sungguh sangat mustahil untuk mengatasi semua tersebut. Namun, saat ini bagaimana seorang kader HMI untuk mempersiapkan dari segi mental dan keilmuan sebanyak mungkin agar siap untuk melakukan perubahan dan meminimalisir penjajahan yang disebutkan diatas. Dengan hal ini, setidaknya mengantisipasi terhadap diri kita sendiri, barulah kita akan membantu saudara kita yang notabenunya sedang terjajah namun tidak menyadarinya.
Sedikit menyampaiakn bahwa perjuangan untuk melawan kebatilan tidak akan pernah usai. Semakin tua zaman ini, maka semakin banyak perkembangan yang akan mendesak kita untuk menjalaninya meski dalam keadaan tidak siap. Maka dari itu, persiapkan diri sedini mungkin agar dapat mempersiapakan generasi yang berkualitas. Berkualitas untuk diri sendiri dan orang lain. Besar harapannya adalah HMI semakin jaya dan dapat menjawab kebutuhan dan tantangan zaman saat ini.
Yakin usaha sampai
Tiada yang tidak mungkin di dunia ini. Semua mungkin saja namun bagaimana ikhtiar kita. Tetap semangat dan terus berjuang, capai insane paripurna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar